Taubat

on Senin, 23 Januari 2012
Patutlah disyukuri jika atas hidayah Allah, seseorang mendapat kesadaran bahwa merokok adalah termasuk perbuatan maksiat dan dosa kepada Allah Ta’ala serta dapat mendatangkan azab Allah karenanya, kemudian dia bertaubat atas kekeliruannya itu. Selama nyawa belum sampai di tenggorokan dan matahari belum terbit barat, pintu taubat masih terbuka lebar bagi mereka yang hendak kembali ke jalan-Nya.

Firman Allah :
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran:135)
Juga firman-Nya :
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S.An Nisaa’ :17)
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.An Nisaa’ :110)
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan : Dari Abu Hurairah radhiyallhu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari sebelah barat (sebelum ajal datang) maka Allah menerima taubatnya.”
Dalam hadits yang lain riwayat At-Turmidzy disebutkan, dari Abu ‘Abdurrahman bin ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawanya sampai di tenggorokan (sebelum ia sekarat)”. [1]
Para Ulama mengatakan bahwa taubat dari perbuatan dosa adalah wajib. Apabila perbuatan dosa itu tidak menyangkut dengan sesama manusia maksudnya hanya dosa antara seseorang dengan Allah ta’ala maka harus memenuhi tiga syarat yaitu :
1. Menghentikan perbuatan dosa itu
2. Menyesal akan perbuatannya itu.
3. Berketetapan hati untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa itu selama-lamanya. [2]
Dalam hadits yang lain disebutkan :
“Sungguh Allah lebih gembira untuk menerima taubat hambaNya, melebihi dari kegembiraan seseorang di antara kamu sekalian berkendaraan di tengah-tengah padang pasir kemudian hewan yang dikendarainya itu lari meninggalkannya, padahal di atas hewan itu terdapat makanan dan minuman orang itu; kemudian ia berputus asa untuk dapat menemukannya kembali; ia lantas berteduh di bawah pohon dengan membaringkan badannya sedangkan ia telah benar-benar putus asa untuk dapat menemukan kembali hewan yang dikendarainya itu. Kemudian ketika ia bangkit tiba-tiba ia menemukan kembali hewan yang dikendarainya itu lengkap dengan bekal yang dibawanya; kemudian ia segera memegang tali kekangnya seraya berkata karena saking gembiranya : “ Wahai Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanMu” Ia keliru mengucapkan kalimat itu karena saking gembiranya. “ (hadits riwayat Muslim) [3]
Firman Allah Ta’ala :
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS An Nisa’ :31).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamSetiap (dosa) umatku dimaafkan (akan diampunkan) kecuali orang yang terang-terangan berbuat dosa” (H.R.Bukhari dan Muslim)
“Setiap manusia itu banyak berbuat salah. Sedangkan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat.” (H.R.Tirmidzi dengan isnad yang hasan).
Allah Ta’ala dalah Dzat Yang Maha Pengampun, firman Nya :
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. An Nisaa’ : 110)
Anjuran bertaubat ini bukan hanya bagi perokok saja, akan tetapi juga bagi mereka yang penghasilannya terkait dengan rokok. Karena dalam sebuah hadits disebutkan ,
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Khamar dilaknat karena sepuluh aspek: karena wujudnya, peminumnya, orang yang menuangkan untuknya, orang yang menjualnya, orang yang membelinya, orang yang memerasnya, orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya, orang yang dibawakan untuknya, dan orang yang memakan uang harganya.” (HR. Ahmad) [4]
Jika anda berhenti dari merokok dan/atau dari berbisnis seputar rokok karena iman kepada Allah Ta’ala, kemudian perbuatan anda ini diikuti oleh orang lain, Insya Allah anda akan mendapat pahala dari orang yang mengikuti langkah baik anda itu. Bukankah ada hadits yang berbunyi : Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk/kebenaran maka ia mendapat pahala seperti pahala-pahala orang yang mengerjakannya dengan tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa-dosa orang yang mengerjakannya dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun” (Hadits riwayat Musklim) [5]
Jika menghentikan sesuatu yang Allah tidak ridhoi, -karena Allah- Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik darinya.” (Disebutkan oleh as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah [1/214], as-Suyuthi dalam ad-Durrar al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Musytahirah [1/19] as-Syamilah, Syaikh al-Albani mengatakan, “Hadits ini merupakan bagian dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan sanadnya sahih


[1] Terjemah Riyadlus Shalihin jilid I, penerbit CV.Toha Putra Semarang 1981, bab Tentang Taubat.
[2] Terjemah Riyadlus Shalihin jilid I, penerbit CV.Toha Putra Semarang 1981, bab Tentang Taubat.
[3] Terjemah Riyadlus Shalihin jilid I, penerbit CV.Toha Putra Semarang 1981, bab Tentang Taubat
[4] Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 2, penerbit Gema Insani Pers, hal 149
[5] Terjemah Riyadlus Shalihin jilid I, penerbit CV.Toha Putra Semarang 1981, bab Tentang Memberi Petunjuk Kepada Kebaikan ......


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar