Rokok Memang Termasuk Narkoba

on Senin, 23 Januari 2012
Lebih jauh Dokter Subagyo Partodiharjo mengatakan bahwa rokok adalah “jajan” yang paling “nikmat” dan “murah”. Dikatakan nikmat, karena orang yang biasa merokok sulit untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Kalau rokok itu tidak nikmat pasti ia tidak menyukai dan dengan mudah menghentikannya. Dikatakan nikmat, karena bagi pecandunya rokok itu memang mendatangkan perasaan nikmat, segar, tenang, fit, hilang rasa malas, pikiran terasa “jernih”.
Disebut “murah” karena hanya dengan uang Rp.500,- (lima ratus rupiah), sudah dapat memperoleh sebatang rokok yang berisi 4.000 (empat ribu) macam zat kimia. Hanya melalui rokok anda dapat membeli 4000 macam zat kimia dengan harga Rp.500,-

Perokok sulit untuk meninggalkan rokok karena nikmat yang disebabkan oleh NIKOTIN memiliki daya ADIKSI. Artinya rokok itu memaksa diri perokok untuk mau tidak mau merasa ketagihan. Bila konsumsi rokok dihentikan, perokok bukannya merasa sehat, tetapi justru akan timbul rasa sakit, rasa tidak enak, yang disebut with drawal effect atau sakao.
Sesungguhnya perokok itu ingin terus merokok bukan hanya karena enak, melainkan untuk mencegah atau menghilangkan perasaan tidak enak (sakao) yang timbul kalau ia berhenti merokok.
Para perokok biasanya tidak mau disebut pecandu atau ketagihan atau ketergantungan. Ia mengungkapkan :”Saya merokok hanya iseng, kok. Tidak merokok pun tidak apa-apa, saya bisa”. Tetapi nyatanya ia tetap merokok walaupun sudah tahu resikonya, tahu bahayanya. Padahal kondisi kesehatan fisiknya pun biasanya tidak terlalu sehat; berarti ia sudah terkena dampak negatif rokok.
Tanpa dia sadari, ia sudah kecanduan, sudah mengalami ketergantungan. Tanpa rokok ada sesuatu yang dia rasakan “tidak beres”, ia merasa tidak enak, ia merasa tersiksa sehingga ia tak pernah dapat berpisah dengan rokok.
Pecandu rokok merasakan nikmatnya rokok karena adanya nikotin. Nikotin adalah psikotropika stimulans yang mendatangkan perasaan tenang, segar, fit, berfikir jernih, hilangnya rasa lapar, hilang rasa ngantuk dan menjadi enak untuk bekerja.
Rokok memiliki ketiga sifat jahat yang khas Narkoba, yaitu habituals, adiks dan tolerans, yang menyebabkan perokok berpotensi mengalami seeking, craving dan over dosis. Jadi rokok adalah Narkoba.
Bagi pecandu rokok, memang nikotin dalam rokok itulah yang dapat mendatangkan perasaan hidup menjadi lebih hidup, hidup menjadi nikmat. Sayangnya nikotin itu menyebabkan ADIKSI, menimbulkan ketagihan dan kecanduan. Nikotin adalah Psikotropika, jadi tergolong Narkoba golongan kedua (Psikotropika) atau golongan ketiga (Bahan Adiktif lainnya). Dengan demikian merokok sama dengan menggunakan Narkoba.
Sesungguhnya banyak perokok yang telah mengetahui akibat buruk dari rokok bagi dirinya sendiri, tetapi tetap terus merokok; berarti ia memang kecanduan sehingga berani menanggung akibatnya, yaitu mati muda sia-sia.
Sayangnya tanpa sadar, keberaniannya itu harus dibayar dengan kesengsaraan orang-orang yang dicintainya. Yaitu anak dan istri. Anak dan istri walapun tidak merokok, menjadi perokok pasif yang nasibnya tidak beruntung.
Jarang perokok yang tahu bahwa kebiasaannya merokok dapat menyengsarakan istri tercinta dan anak tersayang. Anak dan istri perokok ikut mengalami penderitaan karena mereka adalah perokok pasif. Mereka terpapar racun karena ;
1. Mengisap asap rokok suaminya/ayahnya dan
2. Mengisap udara pernafasan kotor dan bau dari suami/ayahnya.
Narkoba secara langsung merusak fisik., mental dan moral serta membunuh diri pemakainya sendiri. Sedangkan rokok selain merusak diri pemakai sendiri, juga merusak istri dan anak-anaknya.
Selain itu penderitaan yang diakibatkan oleh rokok lebih luas dan berjangka panjang. Karena jangka panjang, kerugiannyapun lebih banyak.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar