PENDAHULUAN

on Minggu, 22 Januari 2012

Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kami memuji, meminta pertolongan dan mohon ampun kepada-Nya. Kami mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada seorangpun yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya, maka tiada seorangpun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurah atas Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabatnya serta para pengikutnya yang istiqomah mengikuti jejak langkah mereka hingga akhir zaman.

Saudaraku,

Suatu ketika saat salat tarawih di bulan Ramadhan, tepat di shaf depan saya, ada seorang anak muda yang mengenakan kaos oblong yang di bagian punggungnya ada gambar sepotong kepala raksasa seperti patung Bali dengan rambut gimbal panjang menjurai, warna merah menyala, mata melotot dan lidah menjulur panjang. Di bawah gambar tertulis grafiti yang senada dengan gambarnya : “WELCOME TO HELL”.

Dalam kesempatan yang baik, si anak muda tadi saya ajak berbincang-bincang : “Mas, saya bangga melihat mas rajin beribadah di bulan yang mulia ini. Dengan beribadah ini, tentunya mas ingin mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap dijauhkan dari neraka di akhirat nanti. Tetapi apa yang yang tertulis di kaos mas ini bertolak belakang dengan amalnya mas ”. Si anak muda dengan wajah tak mengerti bertanya : “Apa maksud bapak?”. Saya balik bertanya : “Tahukah mas apa arti tulisan di kaos mas ini?”. Ia menjawab : “Tidak tahu“

“Kalau begitu saya beri tahu ya, arti dari tulisan di punggung mas ini adalah Selamat Datang di Neraka, berarti di satu sisi dengan rajin shalat ini mas mengharap surganya Allah, tapi di sisi lain mas bangga dengan ucapan selamat datang di neraka”, jawab saya. “Oh begitu, habis saya tidak tahu sih. Waktu saya beli itu, hanya karena saya pikir bagus dan suka, tapi tidak tahu artinya. Kalau begitu mau saya lepas saja. Terimakasih pak”.

Di waktu yang lain, tatkala saya menjadi imam shalat berjamaah, selesai shalat saya berbalik menghadap jamaah, saya lihat salah seorang jamaah mengenakan kalung salib. Juga, dalam kesempatan yang baik, jamaah tadi saya ajak ngobrol. “Mas, saya salut pada mas, yang sebagai pemuda mas rajin shalat berjamaah di masjid. Tetapi saya lihat mas kok memakai kalung lambang akidah agama lain, yaitu salib itu“. Dia menjawab : ”Memang kenapa, kan ini bagus? Suka-suka saya.” Jawabnya dengan nada ketus.

Sebagaimana halnya dengan dua contoh di atas, saya menyadari bahwa ketika kita menyampaikan suatu kebenaran, reaksi seseorang atas apa yang kita sampaikan itu ada yang dengan menanggapinya dengan baik dan berterima kasih, sebaliknya ada pula yang dengan serta merta menolaknya. Begitu pula dengan apa yang akan saya sampaikan dalam tulisan ini. Mungkin ada yang menerimanya dengan baik, sebaliknya mungkin ada pula yang dengan serta merta menolaknya.

Adalah suatu kebahagiaan bagi seseorang, jika mendapati dirinya membawa manfaat bagi sesama. Begitu pula apa yang saya tulis ini. Saya akan merasa berbahagia jika tulisan ini diterima dan membawa manfaat. Namun jika sebaliknya, Insya Allah saya tidak akan kecewa. Karena saya telah mencoba menyampaikan apa yang saya tahu tentang mudharatnya rokok, terutama bagi saudara-saudara seiman. Hasilnya saya serahkan pada Allah Ta’ala, karena hanya Dia yang menggerakkan hati siapa saja untuk menerima atau menolak isi tulisan ini. Hanya ridho-Nya saja yang saya harapkan.

Saudaraku,

Tanpa melihat angka statistik, rasanya orang dapat mengatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia laki-laki adalah perokok. Karena, di mana saja, apakah di jalan, di pasar, terminal, sekolah, kampus, gedung-gedung pemerintahan, gedung wakil rakyat, istana, bahkan masjid dan pesantren, dapat ditemui mereka yang merokok. Kelompok umur mereka pun merata, dari yang muda belia hingga tua renta. Tingkat kehidupan mereka juga merata dari berbagai strata masyarakat.

Terkadang dapat kita temui sekelompok anak-anak dengan seragam SD, sembunyi-sembunyi bergerombol di balik lapak PKL di pinggir jalan, gantian mengisap rokok. Terkadang kita juga bertemu dengan seseorang yang dari penampilannya terlihat ahli ibadah, kening menghitam, celana dan gamis di atas mata kaki, jenggot panjang, kupiah putih bertengger di kepala, akan tetapi di antara jari jemarinya terselip sebatang rokok yang masih menyala. Ada juga, sepasang suami istri yang sehari-harinya rajin shalat di masjid dan tidak merokok, akan tetapi aneka merek rokok berjajar di warungnya.

Juga, kalau melihat gencarnya promosi aneka perusahaan rokok, baik iklan mereka di media cetak ataupun elektronik, baliho-baliho, tempelan-tempelan selebaran yang menyeruak hingga pelosok kampung, maupun sponsor aneka event baik tingkat RT hingga tingkat Nasional, terkesan se akan-akan negeri ini “dikuasai” oleh perusahaan rokok,

|Ketika MUI dan Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haramnya rokok, sebahagian pemeluk agama Islam di Indonesia menolaknya dengan demo-demo yang digelar. Juga terjadi polemik yang berkepanjangan.

Di harian Republika 24 Oktober 2010 diberitakan bahwa rokok sitaan PPIH Surabaya tahun 2010 ini mencapai 236 slop. Ada indikasi bahwa rokok itu akan dijual di Tanah Suci, suatu keadaan yang ironis sekali.

Keadaan-keadaan ini sungguh memprihatinkan, karena dari sudut manapun juga, sungguh rokok adalah merugikan dan berbahaya, bahkan membawa akibat yang fatal. Betapa dahsyatnya bahaya rokok tak terlukiskan, karena membawa akibat yang berat di kehidupan abadi di akhirat nanti. Mungkin para perokok belum menyadari hal ini. Atau, kalaupun mengetahui bahaya dan kerugian jasmani rohani akibat rokok, mereka belum berhasil menghentikan merokok. Atau, barangkali mereka tidak peduli hal itu akibat kuatnya daya adiksi (rasa ketagihan) terhadap nikotin dari rokok yang mereka hisap.

Saudaraku, jika suatu ketika anda mengetahui dengan pasti ada segelas minuman segar tercemar racun, tiba-tiba datang seseorang yang dengan serta merta hendak meminumnya, akankah anda berdiam diri membiarkan orang tersebut meminum minuman yang tercemar racun itu? Tidakkah anda berusaha mencegahnya ?

Atau, suatu saat tatkala dalam sebuah perjalanan keluar kota, perjalanan anda terhambat karena ada jembatan yang runtuh akibat banjir, karena itu anda memutar kembali ke arah semula. Di tengah perjalanan kembali itu, anda berpapasan dengan seseorang yang sedang menuju jembatan runtuh. Akankah anda membiarkan orang tersebut meneruskan perjalanannya, ataukah anda beri informasi bahwa jembatan di depan telah runtuh?

Sesungguhnya, kurang lebih seperti itulah perasaan saya terhadap saudara-saudara saya seiman yang tengah mendapat ujian Allah berupa kegemaran meracuni diri melalui asap rokok yang dihisapnya. Terdorong oleh rasa prihatin yang mendalam atas makin menyebarnya kebiasaan buruk merokok, yang mungkin juga terjadi pada saudara-saudara saya seiman- yang mungkin mereka belum tahu betapa dahsyatnya bahaya rokok itu- saya mencoba menuangkan apa-apa yang saya ketahui tentang rokok dan merokok dalam tulisan ini.

Juga, atas dorongan rasa “ngeman” (bahasa Jawa, yang artinya mengingatkan suatu bahaya kepada seseorang dengan dilandasi rasa kasih dan sayang) kepada saudara-saudaraku seiman, saya menulis tulisan ini. Bukankah orang-orang mu’min itu bersaudara?

Firman Allah Ta’ala :

Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara (QS.al-Hujurat :10)

Di ayat yang lain Allah berfirman :

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar.....(Qur’an surat At Taubah 71)

Mudah-mudahan usaha ini dicatat sebagai amal shalih yang ikhlas karena Allah semata, dan dapat menjadi hujjah kelak di hari akhir bahwa saya sudah pernah menyampaikannya untuk mengingatkan saudara-saudaraku seiman yang saya cintai. Karena Allah Ta’ala juga berfirman :

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa`at bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Adz Dzaariyaat : 55)

Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman :

Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S. Al-Maidah : 78-79)

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, kamu sekalian harus benar-benar menyuruh untuk berbuat baik dan benar-benar mencegah dari perbuatan mungkar atau kalau tidak, niscaya Allah akan benar-benar menurunkan siksaan kepada kamu, kemudian kamu berdo’a kepada-Nya tetapi Ia tidak akan mengabulkan do’amu itu “. (Hadits Riwayat At Turmudzy).[1]

Dari Abu Sa’id Al Khudry radhiyallahu ‘anhu, berkata : “ Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Barangsiapa di antara kamu sekalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, bila ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, bila ia tidak mampu maka hendaklah ia merubahnya dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.(Hadits Riwayat Muslim).[2]

Di ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman :

Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Q.S.Al Hujuraat : 14)

Siapkah kita, jika di hari kiamat kelak ditanyakan tentang nikmat-nikmat yang diberikan Allah Ta’ala, di antaranya nikmat kesehatan yang kemudian kita sia-siakan karena telah meracuninya dengan aneka racun dalam rokok ?

kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (Q.S. At Takaatsur : 8)

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Darimy dan Tirmizy disebutkan bahwa tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba, hingga ditanyakan :

Tentang umur untuk apa dihabiskan

Ilmunya untuk apa ia amalkan

Hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia habiskan

Badannya untuk apa ia gunakan

Hanya kepada Allah Ta’ala saya bertawakal, hanya ridlo-NYA yang saya harapkan. Mudah-mudahan tulisan ini yang saya tujukan khusus bagi saudara-saudaraku yang meyakini adanya kehidupan akhirat --yang sekarang tengah mendapat ujian gemar merokok-- dapat menjadi bahan renungan dan membawa manfaat fi dunya wal akhiroh.

Segala puji hanya bagi Allah, salam dan shalawat semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.



[1] Periksa Kitab Terjemah Riyadlus Shalihin, penerbit CV.Toha Putra Semarang, bab Tentang Ma’ruf Dan Nahi Mungkar.

[2] ibid



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar